Senin, 15 September 2008

Fatwa Haram Untuk PSSI

"PSSI itu ibarat alkohol, kalau diminum haram,
tetapi menjadi halal jika digunakan untuk obat luka luar"

Apa sih haram itu? Kenapa ada yang bilang rokok itu haram? Kenapa menikahi saudara wanita sepersusuan itu haram? Apa definisi korupsi sehingga hukumnya jatuh menjadi haram? Lalu, kenapa ada yang disebut dengan anak haram?
Itulah pertanyaan yang sering kita dengar, apalagi kalau pas bulan puasa saat televisi berlomba-lomba menyiarkan acara “berbau” agama Islam. Saya sebut berbau, karena memang sering cuma jadi bumbu saja. Sama saja dengan permen karet rasa duren, padahal yang benar permen karet berbau duren, toh kandungan durennya gak seberapa.
Definisi lainnya, katanya sesuatu itu bisa menjadi haram kalau mudharat-nya lebih besar dari manfaatnya.
Untuk menjawab definisi haram, itu mah bukan tugas saya… itu tugasnya para Ulama yang memang ahlinya. Kalau tugas saya sebagai kembaran Markesot cuma ikut ngeramein aja, ngasih komentar, biar terkesan intelek, biar hati orang lain sedikit melek, biar keliatan agak akademis dikit.
Setelah nyontek sana-sini, mungkin kira-kira definisi Haram adalah larangan yang kalau dilanggar maka berdosa. Kata "Haram" sendiri dari bahasa sononya (arab) mengandung pengertian: terlarang, melarang, untuk melarang, untuk mencegah. Adapun bentukannya bisa menjadi: Harram atau Harrama. Untuk lebih rincinya, silakan Tanya ustadz atau ulama disekitar rumah anda karena saya bukan ahlinya.

Nah… sebagai soccer avid alias gila bola, pasti pertanyaan saya sama dengan pertanyaan anda yang merasa penggila bola: Kapan Sepakbola Indonesia maju? Nggak usah mimpi sekelas Brazil deh, atau punya klub lokal sekelas Manchester United, klub idola saya sejak awal tahun 90-an, tapi untuk short term, bolehlah mimpi supaya bisa jadi macan Asia Tenggara, tapi secara fair loh…
Memangnya PSSI dan Klub lokal kita nggak fair? Wah… gak tau lah, silakan Tanya diri sendiri…
Masih ingatkan kalo Indonesia berhasil juara piala kemerdekaan dengan cara yang memalukan? Ya… Indonesia menang WO atas Libya, meskipun pada babak pertama Libya unggul 1-0. Libya mengundurkan diri dengan alasan keamanan karena pelatihnya dipukul oleh salah satu official Timnas, tuduhan mengarah ke pelatih kiper. Lalu, bagaimana kelanjutannya… sudahlah, seperti biasanya, peti es kan saja, yang penting Indonesia menang…. Dan piala kemerdekaan jatuh ke tangan, MERDEKA!!! STOP!!! Kita merdeka dengan perjuangan heroik, ingat: Soekarno-Hatta menandatangani proklamasi atas nama bangsa Indonesia dan kemerdekaan juga hadir karena ridho Allah. Lha… kok piala kemerdekaan sepakbola direbut melalui “Tinju Maut”… duh… untung main di Indonesia, kalo main di Libya, tuh yang punya Tinju Maut pasti udah digebukin abis-abisan trus luka-lukanya disuruh jilatin onta Libya biar infeksi… Ya gak mungkin lah, mana berani “Tinju Maut” di negeri orang… kan kita jago kandang.

Saya sendiri paling malas kalo nonton langsung Liga lokal ke stadion karena ujung-ujungnya biasanya rusuh. Sekadar perbandingan, dulu waktu saya kebetulan dapet kesempatan langsung nonton Liga Champions di Amsterdam Arena, tiket yang saya pegang sudah melalui deteksi elektronik, jadi gak bakal ada yang namanya tiket bodong. Begitu lolos pintu elektronik, diperiksa jika membawa botol/alat2 yang membahayakan, terus dipersilakan duduk sesuai dengan nomor tiket…. Bonusnya lagi, saya diantar ketempat duduk yang seharusnya oleh LO cewek2 bule dengan ramahnya. Orang cacat berkursi roda diberikan jalur khusus dan diberi tempat langsung di bagian belakang gawang, hehehe… jangan2 kalo kita nonton liga lokal disini kebalikannya, berangkat normal pulang nonton sepakbola jadi orang cacat.

Saat ini PSSI dipimpin oleh narapidana koruptor, Orang2 bawahannyapun benar2 loyal sama koruptor tersebut, sampai2 pernah Nugraha Besoes diwawancara di salah satu TV dengan bahasa yang muter-muter gak karuan tapi ujung-ujungnya tetap berkesimpulan si narapidana tersebut tetap berhak jadi Ketua Umum PSSI. APBD pun sampai tergerus untuk membiayai klub lokal yang prestasinya melempem ketika berlaga di liga lokal ataupun Liga Champions Asia, padahal jumlah yang tersedot jauh lebih besar dari jumlah dana untuk pengentasan kemiskinan.
Ditambah dengan kasus tinju maut, maka saya sebagai kembaran Markesot yang sok tau ini menyimpulkan bahwa PSSI adalah ORGANISASI TERLARANG, dan saya menghimbau agar MUI mengeluarkan FATWA HARAM UNTUK PSSI.
Setelah dikeluarkan fatwa tersebut, maka PSSI bubar dan diganti dengan kepengurusan yang baru yang benar2 memiliki kapasitas untuk memajukan PSSI. Maka sejak saat itulah, MUI menyatakan FATWA HALAL UNTUK PSSI.

Tidak ada komentar: